Salam,
Sebenarnya Damak malas dah nak layan hal-hal yang dah difatwakan ( 2007), tapi kerana ada lagi orang mensensikan hal ini di Radio, dan jawapan di Radio tu pulak kata haram.. Apa ni,, rujuk fatwalah.. jangan bagi pandangan individu.
"Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-79 yang bersidang pada 6 – 8 September 2007 telah membincangkan Hukum Memakan Sarang Burung Layang-Layang. Muzakarah telah memutuskan bahawa hukum memakan sarang burung layang-layang adalah harus."
( Kerana Hal ini sudah jelas).. kepada ustaz berkenaan, Damak akan hantarkan surat supaya tarik balik kenyataan yang dikatakan di Radio itu ( RMK) . Radio Malaysia Kelantan. Supaya Masyarakat Melayu, Malaysia, dan orang Islam tidak keliru tentang perkara yang halal ini.
P/s:
Terfikir.. pasal rokok... sudah keluar fatwa haram.. dan ramai mengatakan ia makhruh, sebab kena atas batang hidung sendiri, org hisap gak, Dah tu.. semua industri tembakau negara haram lah!.. ( fikirkan!!!)
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz,
Bagaimana hukum memelihara wallet dan bagaimana dengan liurnya, halal atau haram? Jazakumullah khairan.
Jawaban:
Secara umum, pada asalnya memelihara burung hukumnya adalah boleh, karena hal itu termasuk urusan dunia, dan kaidahnya: “Asal dalam masalah dunia adalah boleh sehingga ada
dalil yang melarangnya.”
Apalagi, ada beberapa dalil yang menunjukkan bolehnya, diantaranya adalah sabda Nabi kepada seorang anak kecil: “Ya Abu Umair, apa yang dilakukan oleh Nughair (burung kecil)?!
” (HR. Bukhari: 6203 dan Muslim: 2150)
Di antara faedah yang dapat dipetik dari hadits ini adalah bolehnya anak kecil bermain dengan burung, dan bolehnya mengurung burung di sangkar dan sejenisnya. (Lihat Fathul Bari Ibnu Hajar 10/601)
Namun hal itu dengan syarat memberinya makan dan minum serta kebutuhan-kebutuhan lainnya, sebagaimana dikatakan oleh al-‘Iraqi dalam Tharhu Tatsrib berdasarkan hadits tentang wanita yang disiksa di neraka karena sebab kucing, “Dia tidak memberinya makan dan minum.” (Lihat Fatawa Lajnah Daimah 13/39, al-Muru’ah Masyhur bin Hasan hlm. 185)
Dari keterangan di atas, dapat dipetik kesimpulan bahwa memelihara burung wallet hukumnya
adalah boleh-boleh saja.
Adapun liurnya, maka hukumnya juga halal/boleh, karena liur wallet tidak najis, tidak ada dalil yang menajiskannya, bahkan terdapat dalil yang menunjukkan kesuciannya.
عَنْ عَمْرِو بْنِ خَارِجَةَ قَالَ : خَطَبَناَ النَّبِيُّ بِمِنَى وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ وَلُعَابُهَا يَسِيْلُ عَلَى كَتِفِيْ
Dari Amr bin Kharijah berkata: Nabi berkhutbah kepada kami di Mina dan beliau berada di atas kendaraannya dan liur kendaraannya mengalir di pundakku.” (HR. Tirmidzi 2120, Ibnu Majah 2712, Ahmad 4/186)
Ash-Shan’ani berkata:
“Hadits ini menunjukkan bahwa liur hewan yang boleh dimakan dagingnya adalah suci, bahkan diceritakan bahwa hal itu merupakan kesepakatan ulama, apalagi hal ini sesuai dengan kaidah asal.” (Subulus Salam 1/77)
Kesimpulan, memelihara burung wallet hukumnya boleh dan liurnya hukumnya halal.
Wallahu A’lam.
sumber:
Sumber: http://abiubaidah.com
Waletgroup mengajak anda untuk berkongsi pengalaman dan pengamatan terhadap Industri Walet. Sila tinggalkan komen anda dibawah. Emailkan pandangan anda ke waletgroup@gmail.com
No comments:
Post a Comment